"Selaput ketuban saya pecah, lalu keluar cairan yang warnanya tidak bening, tetapi cokelat kehijau-hijauan. Apa artinya?" Cairan ketuban Anda mungkin tercemar oleh mekonium, yaitu bahan maroh mekonium berwarna cokelat kehijau-hijauan yang sebenarnya merupakan tinja pertama bayi Anda. Biasanya, mekonium keluar setelah bayi pertama kali buang air besar setelah dilahirkan. Namun, terkadang, mekonium keluar ke dalam cairan ketuban sebelum bayi lahir, misalnya ketika janin mengalami stres' di dalam rahim, terutama setelah lebih bulan.
Selengkapnya
"Saya terbangun tengah malam dengan kasur yang basah. Apakah saya mengompol ataukah mengalami pecah ketuban?" Bau seprai Anda akan memberi petunjuk. Jika bagian yang basah berbau "manis" (tidak pesing seperti air seni), hampir pasti itu adalah cairan ketuban. Peristiwa ini merupakan petunjuk lain bahwa selaput yang menyelubungi bayi Anda dan cairan ketuban yang merendamnya selama sembilan bulan telah pecah. Anda akan terus mengeluarkan cairan pucat kekuning-kuningan (yang tidak akan kering karena akan dihasilkan terus-menerus hingga bayi Anda lahiran). Cara lain untuk mengujinya: Anda dapat mencoba menghentikan aliran cairan itu dengan mengencangkan otot pinggul Anda (latihan Kegel). Jika berhenti, itu adalah air seni; jika tidak, itu adalah cairan ketuban.
Selengkapnya
"Saya mendengar cerita-cerita yang bertentangan tentang boleh atau tidaknya makan dan minum selama persalinan." Beberapa orang dokter tidak mengizinkan pasien makan dan minum selama persalinan, dengan alasan makanan dapat "terhirup"4 seandainya diperlukan pemberian bius total dalam keadaan darurat. Dokter lain memperbolehkan cairan dan makanan padat ringan (tidak termasuk martabak) dalam persalinan berisiko rendah, dengan alasan bahwa wanita yang sedang bersalin memerlukan cairan dan kalori agar tetap kuat dan dapat menunaikan tugas dengan baik. Menurut para dokter yang berpendapat demikian, risiko makanan "terhirup" sangat rendah, yakni 7 dalam 10.000.000 kelahiran (dan hanya mungkin terjadi jika dilakukan pembiusan total, dan itu pun hanya dilakukan dalam situasi darurat). Pendapat para dokter dalam kelompok kedua ini bahkan telah didukung oleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa wanita yang diperbolehkan makan dan minum selama persalinan akan mengalami persalinan yang lebih singkat rata-rata 90 menit sehingga pemberian oksitosin untuk mempercepat persalinan biasanya tidak diperlukan.
Selengkapnya